Bazar Kalengers: What
Bazzar Kalengers
Ketika berangkat menuju Gedung Pandan Sari Taman Bunga Wiladatika Cibubur, venue tempat Bazar Kalengers berlangsung Sabtu, 15 Agustus kemarin, saya tak punya ekspektasi apa-apa. Sebagai informasi, Kalengers adalah komunitas warganet yang disatukan oleh pandangan politik yang sama.
Biasa diundang pada event-event lembaga professional atau komersial, saya menghadiri event komunitas UMKM amatiran bukan karena diminta. Pandemi membuat selama hampir 6 bulan penuh tak ada peristiwa budaya, atau ekonomi terlaksana. Tahun ini berlalu tanpa INACRAFT, misalnya. Saya datang ke Cibubur karena sekadar ingin, syukur-syukur bertemu beberapa orang teman yang janji sua sebelumnya gagal karena pembatasan gerak lintas wilayah.
Begitu sampai, pengunjung harus melalui disinfectant chamber sebelum diukur suhu tubuh dengan thermo-gun. Kemudian mendaftar dengan mengisi buku tamu dan kupon untuk mendapatkan nomor undian doorprize. Sebagai doorprize adalah 50 keping emas masing-masing 0.25 gram.
Kalau berminat, di meja berikutnya boleh mendaftar untuk pembelian paket beras murah IDR 15K/3 kg.
Di pelataran gedung, terdapat beberapa meja lapak yang menjual makanan dan minuman. Di dalam gedung, lebih bervariasi lagi. Selain makanan dan minuman, ada juga lapak fashion, kacamata dan kriya (kerajinan tangan). Total 69 gerai dengan booth kacamata. Seperti dugaan saya, sebagian besar merupakan pendatang baru di dunia bisnis.
Saat ini, usaha rumahan memang menjamur di tengah pandemi. Tak mungkin membahasnya satu per satu di-sini. Saya akan mencoba membahasnya lain kali.
Saya mencicipi beberapa tester, take away dan dine-in beberapa beberapa makanan dan minuman. Selain sahabat-sahabat lama yang datang jauh-jauh khusus untuk acara ini, saya juga bertemu teman-teman yang tadinya hanya kenal di media sosial dan menjalin pertemanan baru.
DIluar ekspektasi saya (yang tak punya ekspektasi), event Bazar Kalengers sukses besar.
Dari nomor undian yang dibacakan saat pengumuman doorprize, pengunjungannya mungkin lebih dari lima ratus orang. Omzet peserta ada yang mencapai 27 juta rupiah. Ada yang berhasil menjaring pelanggan atau menjalin kemitraan. Tapi saya tidak ingin bercerita tentang event secara detail.
Seperti biasa, lebih mudah membahas kekurangan daripada kelebihan.
Kekurangannya, saya melihat masih banyak pemakaian plastik dan styrofoam untuk kemasan. Tempat sampah juga jarang, sehingga saya kesulitan membuang sampah setelah selesai makan-minum.
Anda bertanya: selain kekurangan, apa ada kelebihannya?
Ini event bisnis yang dilaksanakan dengan semangat sosial. Peserta dan pengunjung tidak dipungut bayaran. Beras sebanyak 3 ton ‘dibagikan’ dengan harga amat sangat murah. 12,5 gram emas dalam bentuk 50 keping logam mulia dibagikan sebagai doorprize untuk pengunjung dan peserta. Peserta rata-rata mengaku puas (saya belum mendapatkan peserta yang mengeluh).
Jadi, apalagi yang harus dibahas?
Yang harus dilakukan selanjutnya.
Acara Bazar Kalengers berlangsung dengan biaya dan kerja mandiri komunitas.
Konon pemerintah ingin memajukan UMKM sebagai penggerak ekonomi agar Indonesia segera bangkit dari resesi global yang diakibatkan oleh pandemi. Seharusnya, mereka-mereka inilah yang diutamakan.
Sebelum Sri Mulyani berpikir untuk menarik pajak dari UMKM mereka, seharusnya pemerintah membantu dengan pelatihan, pinjaman modal tanpa bunga, pengurusan sertifikat halal dan pendaftaran merk/hak cipta secara gratis. Pemerintah seharusnya menjemput bola mengayomi emak-emak yang kreatif ini. Bebaskan pajak selama setahun dua tahun. Toh, dngan bergulirnya usaha mereka membuka lapangan kerja dan melancarkan perputaran uang.
Setahu saya, pemerintah kota Depok aktif membantu UMKM dalam hal yang saya sebutkan di atas. Tapi UMKM Kalengers berasal dari berbagai wilayah. Campur tangan pusat – bukan slogan kosong, apalagi pungutan pajak –dalam hal ini sangat diperlukan.
Kedua, pelaku bisnis pengantaran seperti Gojek, Grab, JNE dan lain-lain, membuat sistem baru yang memungkinkan pengiriman paket makanan jarak dekat-sedang jadi sangat murah seperti loper koran yang melayani rute pelanggan rumahan. Jangan sampai pembeli sebotol kopi susu 20K membayar ongkir yang sama bahkan lebih dari harga barang pesanannya.
Ransel di punggung bertambah berat dengan belanjaan dari bazar. Saya pulang dengan merasa puas meski tidak mendapatkan doorprize.